NKRI TELAH MENERJAMAHKAN WATAK SESUNGGUHNYA ORANG MELAYU

NKRI TELAH MENERJEMAHKAN WATAK SESUNGGUHNYA ORANG MELAYU MILIKI LEBIH MENCINTAI UANG KETIMBANG  NILAI KEMANUSIAAN
--------------------------------------------------------------------
       menulis oleh:
         
By. Doulos Alear Yoman                           
Foto seorang mahasiswa baptis Papua
Menulis artikel tentang watak nilai kemanusiaan oleh:

                         By. Doulos Alear Yoman
                       
Edit :timilesyoman@gmail.com

PENDAHULUAN 

Para pembaca yang saya hormati, sebelum membahas judul di atas lebih luas. Penulis pertama-tama perkenalkan siapa saya supaya artikel ini tidak sekadar spontanitas semata. Melainkan pengalaman hidup suatu tragedi kemanusiaan yang sedang berlangsung kini diskriminasi rasial serta merendahkan martabat manusia dengan uang atau apapun harta benda yang ditawarkan oleh Jakarta terhadap manusia Papua.

Nama lengkap penulis Doulos Alear Yoman  disingkat Doulos Yoman.
Penulis putra asli Papua telah menempuh pendidikan sarjana S1 Teologi, di Sekolah Tinggi Theologi Baptis Papua Kotaraja (STTB) Jayapura.  Kini sedang mengajar Mahasiswa Seminari Baptis Norman Sheila Draper Papua (Normshed) Jayapura Ita Wakhu Purom sedang mengambil program pascasarjana S2 dibidang Theologi PL dan Dogmatika. Sekaligus menggembalakan Jemaat Ita Wakhu Purom.

Di sini penulis bersuara pertama kapasitas sebagai gembala umat dan yang kedua, sebagai anak asli Papua berdasarkan pengalaman hidup. Penulis telah menulis dengan beberapa artikel guna menyadarkan kolonial Indonesia yang berwatak kriminal membunuh manusia Papua dengan sewenang-wenang. Artikel kali ini yang berjudul "Nkri Telah Menerjemahkan Watak Sesungguhnya Yang Dimiliki Orang Melayu Lebih Mencintai Uang Ketimbang Manusia Papua"

Apa yang dimaksud judul ini?

"KETIKA rakyat Papua Barat mampu mengumpulkan uang dengan sukarela dan apa adanya untuk melunasi biaya studi Veronica Koman diluar negeri yang dikasih oleh Indonesia dan rakyat Papua Barat mampu mengembalikan utangnya dalam waktu yang singkat. Saat itu juga reputasi dan nama baik Indonesia tercatat buruk dan terburuk dihadapan dunia Internasional".(Maiton Gurik. Abe, 18 September 2020. Waktu 10:13 Wit).

Bangsa Indonesia (Melayu) menyelanjangi dirinya dimata internasional ketika Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) menuntut Veronika Koman untuk mengembalikan beasiswa  pendidikan di luar negeri sebesar 773,8 Juta. Di sini jelas terlihat sama sekali tidak ada nilai kemanusiaan dihati dan dipikiran Nkri. Nkri negara yang lebih mencintai harta dari pada manusia, sebab ia lebih mengangkat nilai uang.

Jakarta, Suara Mee- Mantan Koordinator Komnas HAM, Natalius Pigai mengatakan, Indonesia kehilangan harga diri dan wibawa setelah rakyat Papua melakukan penggalangan dana dan berhasil mengembalikan beasiswa yang pernah diberikan pemerintah ke aktivis Veronica Koman.

“Miskin, minta minta, pengemis dan tidak berwibawa, tidak bermoral. Memalukan wibawa Negara.” Tulis Pigai di laman twitternya dikutip FIN, Kamis (17/9)

Dia menilai, apa yang dilakukan oleh warga Papua seolah menampar wajah pemerintah. Ini akan menjadi penilaian buruk bagi negara lain.

“Negara luar menertawakan betapa miskinnya negara ini hanya beasiswa saja diminta kembali. Ecek-ecek. Rakyat Papua kembalikan uang beasiswa 773,8 juta. Hilang harga diri!” ujar Pigai.

Sangat lucu dan benar-benar NKRI dipermalukan di mata internasional adalah negara sudah lama merdeka pikiran masih zaman primitif. Artinya Veronika Koman mengangkat martabat manusia Papua yang ditindas sementara Nkri sibuk bicara uang. Nkri kehilangan roh kemanusiaan ditingkat dewa sehingga wajar baginya.

Negara Indonesia dipandang internasional tidak layak merdeka secara penuh dan berdaulat. Meskipun sudah merdeka 78 tahun sejak 1945. Mengapa? Indonesia masih berpikir rasisme, merendahkan martabat manusia dengan nilai uang, diskriminasi rasial diera yang sudah maju/mondern ini. Kedaulatan Negara Indonesia dipertanyakan jika Indonesia tidak mengangkat harga diri manusia sebagai sesama ciptaan Allah.  Apa si misi utama negara Indonesia? Pertanyaan ini dijawab oleh Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan  (LPDP) di Jakarta ketika lembaga tersebut menuntut mengembalikan dana sponsor Veronika Koman di luar negeri hanya karena Veronika menyuarakan ketidakadilan sosial bagi orang asli Papua selama ini. Negara Indonesia dan aparat TNI/POLRI tidak pernah sadar kalau manusia lebih berharga dari pada uang dan harta benda duniawi. Indonesia negara yang tidak berkualitas secara moral, hukum dan sudut pandang agama warga negara yang percaya TUHAN ALLAH. 

Veronika Koman adalah salah satu warga negara Indonesia yang sangat paham Kemanusiaan, ia bangkit bersuara karena ia tahu ia alami, di dalam Negara Indonesia terjadi penjajahan, ketidakadilan, diskriminasi rasial, pembunuhan, pemenjarahan, terhadap etnis Melanesia. Veronika seorang perempuan warga Indonesia yang hidup takut Tuhan, mau menghargai sesama manusia dengan cara pandang penuh dewasa. Ia seorang warga negara Indonesia yang mengenal diri, punya martabat, dan bermoral mampu melihat suatu masalah secara nyata dan berfikir penyelesaian secara bermartabat. Sekalipun demikian cara pandang NKRI yang sangat kakuh dan belum dewasa ini masih meneror Veronika serta buronan.

Kini Kolonial Indonesia tidak berwibawa  diinjak-injak dan tidak punya ruang untuk berlndung. Sangat disayangkannya adalah Kolonial sudah tidak punya ruang dan pelindung sebab UUD undang-undang yang Indonesia buat  sudah tidak ada arti bagi orang Papua hukum-hukum juga tidak punya kuasa apa-apa kepercayaan rakyat Papua terhadap Nkri sudah botak habis. Di sini kolonial panik dan gelisah melihat diri mereka seperti orang kekalahan perang. Sangat wajar Indonesia panik sebab di dunia internasional dan solideritas kemanusiaan termasuk Veronika dan separuh rakyat Indonesia  pasti mendukung rakyat Papua yang menyuarakan keadilan, kebenaran dan perdamaian hak asasi manusia kesamaan derajat.


KESIMPULAN

Penulis mau menyimpulkan karya kecil ini dengan dua pokok utama sebagai intisari pembahasan.

Bahwa menurut sudut pandang Iman Kristen dan solideritas kemanusiaan lebih berpihak kepada Kitab Suci (Alkitab). Terdapat di dalam

Kejadian 1:26-27 (TB)  Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

Orang Kristen dan komunitas berbicara  kemanusiaan adalah orang-orang yang  sungguh menyadari bahwa Yesus Kristus mati disalib demi manusia dan menentang segala bentuk kejahatan sehingga dengan alasan apapun manusia harus diutamakan martabatnya diangkat.

Kedua Negara Indonesia harus tahu bahwa  berbicara kemanusiaan adalah kualitas negara. Jika negara dilihat berwibawa, berdaulat dan maju berkembang dan diakui negara merdeka penuh.

Negara Indonesia sudah gagal mengkawal nilai-nilai kemanusiaan dan membangun hubungan  harmonis dengan rakyat sebab negara sendiri memiliki watak rasisme dan lebih mencintai harta benda. Sungguh mengerikan dilihat negara kejam menciptakan segala kriminal mencerai-berai rakyatnya sendiri.
By. Doulos Alear Yoman
-----------------------------------------

Comments

Popular posts from this blog

INDONESIA KOLONIAL RASIS DAN FASIS SECARA ILEGAL MENDUDUKI DAN MENJAJAH ...

1 DESEMBER 1961 HARI KEMERDEKAAN BANGSA PAPUA